Nikah di KUA GRATIS, di luar KUA membayar Rp 600 rb, disetorkan langsung ke Bank ZONA || INTEGRITAS KUA, tolak GRATIFIKASI dan KORUPSI. Laporkan jika terbukti! || Waspadai penyebaran paham keagamaan menyimpang, awasi lingkungan! || Bayarkan zakat anda melalui BAZNAS maupun LAZ yang berizin! ||

News 230217

Kamis, 23 Februari 2017, 10:00

Wapres: Istiqlal, Buah Visi Kebangsaan Bung Karno

Jakarta (Kemenag) -Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kalau kita ingat Masjid Istiqlal ini, itu karena besarnya juga karena arsitekturnya yang dibuat Frederich Silaban. Jadi lengkaplah, masjid bersanding dengan Katedral dan masjid desainnya oleh seorang Kristen Protestan.
"Jadi kita harus terima kenyataan ini, bahwa bangsa ini adalah bangsa yang plural satu sama lain. Itu bentuk toleransi, dan toleran berarti semua pihak harus toleran, tidak hanya satu saja, menghargai satu sama lain. Itulah misi mengapa Istiqlal ini dibangun di sini, bukan di sekitar kawasan Tanah Abang. Ini adalah buah visi visioner Bung Karno dari sisi kebangsaan, mengapa masjid ini dinamakan Istiqlal atau kemerdekaan. Dari namanya saja melambangkan banyak hal," ujar Wapres saat menghadiri Milad Masjid Istiqlal ke-39 di Jakarta, Rabu (22/2).

Dikatakannya, masjid ini bukan cagar budaya, karena cagar budaya identik dengan masa lalu, tapi masjid ini selalu untuk masa depan. Wapres dalam kesempatan tersebut mengapresiasi kontribusi dan peran relawan dalam aksi membersihkan menara masjid juga kisi-kisi selasar masjid yang berasal dari kelompok organisasi pencinta alam dan unsur masyarakat lainnya berlatar keyakinan yang berbeda.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, Masjid Istiqlal memiliki sejarah panjang. Sejak tahun 1950, Menteri Agama KH Wahid Hasyim sudah mengungkapkan ide membangun masjid di Jakarta, apalagi zaman itu di kawasan Menteng dan sekitarnya belum ada masjid, justru ada gereja. Dahulu di daerah ini tidak banyak umat Islam tinggal di kawasan tersebut.
Dikatakan Wapres, saat berdiskusi untuk menentukan lokasi masjid ini, wapres Moh Hatta kala itu mengusulkan lokasinya di Jalan Thamrin tepatnya di Hotel Indonesia saat ini. Alasannya sederhana, karena di Tanah Abang dan sekitar daerah tersebut banyak dihuni umat Islam. Sementara di lokasi mesjid saat ini, dahulu merupakan Pecinan dan sudah ada gereja.
"Tapi Presiden Soekarno memiliki filosofi berbeda, bahwa di sini kita dirikan masjid, bersanding dengan gereja Katedral untuk mencerminkan bahwa, bangsa ini didirikan dan berdiri bersama-sama," kata Wapres.
Dikatakan wapres, masjid selain posisinya sebagai tempat ibadah dan dakwah, juga memiliki fungsi untuk kesejahteraan masyarakat, pendidikan, dan masjid juga tidak hanya tempat berkumpul, juga tempat berbudaya.
Wapres dalam kesempatan tersebut, disaksikan Menag Lukman Hakim Saifuddin, Mendikbud Muhajir Efendi, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan Ketua Badan Pengelola Istiqlal M. Muzammil Basyuni meresmikan Mushaf Akbar Al-Quran ditandai dengan memberi harakat pada ayat suci Al-Quran Surat Al-Faatihah.
Milad atau ulang tahun Masjid Istiqlal ke-39 dimeriahkan dengan sejumlah agenda kegiatan, selain aksi bersih-bersih masjid, juga digelar pameran kaligrafi, pameran foto dan dokumentasi sejarah pembangunan masjid yang bisa disaksikan masyarakat di teras utama masjid lantai II, serta penampilan group kasidah legendaris Nasyida Ria asal Semarang. (dm/dm). (dm/dm).